tips mengulek

Kalian ada yang sependapat nggak sih kalau ngulek itu kadang ngeselin? Udah capek-capek keluar tenaga eh yang diulek malah nggak halus-halus. Buat kalian yang sependapat, aku bawain tips ngulek biar cepat halus tanpa banyak drama. Cocok banget kan buat kalian yang suka masak atau suka bantuin mama atau istri? Yang jomblo juga boleh banget nyimak ya, kita bikin seblak mantan wkwk! Oke, langsung aja kita ke tipsnya:
 
1. Tambahkan garam pada bahan yang ingin diulek.
 
Hal ini bertujuan memberi tekstur kesat agar tidak licin dan bahan-bahan mudah diulek.

Tapi jujur cara yang ini jarang aku pakai, takutnya kelupaan. Udah masukin garam nanti jadi keasinan deh!
 
2. Iris kecil-kecil bahan yang ingin diulek.

Ukuran yang kecil dapat memudahkan kita dalam mengulek.
 
3. Dahulukan cabai dan bawang.
 
Jika ada cabai pada bahan yang akan diulek, pastikan didahulukan, baru kemudian bawang dan bahan-bahan yang lain.

Hal ini membantu mempermudah proses mengulek karena cabai memiliki kulit yang teksturnya licin, begitu juga dengan bawang.

Jika kedua bahan ini diulek terakhir, maka akan sedikit sulit untuk menghaluskannya.
 
4. Ulek bahan satu persatu.
 
Dengan mengulek bahan satu persatu maka akan semakin cepat halusnya.

Karena apabila kita mencampurnya sekaligus dalam waktu yang bersamaan bahan akan semakin sulit dan lama untuk halus dikarenakan tekstur bahan yang berbeda-beda.
 
5. Gunakan gerakan mengulek secara memutar.

Bagi aku dengan mengulek secara berputar, dan bukannya ke kanan atau ke kiri, dapat membuat bahan-bahan lebih cepat halus.
 
6. Pusatkan tenaga di ujung ulekan.
 
biarkan ulekan beradu dengan cobek.
 
Dulu aku sering banget ngulek dengan memusatkan tenaga di bahu, ini bikin lebih cepat pegal, tapi hasil ulekannya belum tentu halus.
 
Nah itu dia guys tips mengulek ala aku. Selamat mencoba! Salam hangat dan tetap semangat!
 
Marisda elsawati: Bandung, Jumat 11-4-2025.

Komentar

Posting Komentar

Hai guys! Gimana pengalaman membaca kalian? Yuk, sharing di kolom komentar dengan bahasa yang membangun yaa. Masukkan saran hingga dukungan dari kalian; membantu aku menghasilkan tulisan lebih baik lagi.

Postingan populer dari blog ini

amanah di ujung maut

Siapa yang tidak mengenal jalan Pantura? Aku yakin nama jalan Pantura sudah tak asing di telinga kita. Jalanan yang setiap menjelang mudik lebaran menjadi lokasi yang sering dituju oleh wartawan untuk kemudian keadaannya dikabarkan ke acara televisi nasional.   Namun, jalan Pantura bukan hanya terkenal dengan kemacetan di saat mudik saja, karena kecelakaan maut pun tak jarang acap terjadi dan menelan korban.   Di pinggir jalan, Pak Danu yang tengah duduk bersama Pak Mulyadi, seorang pedagang kaki lima, dikejutkan dengan kecelakaan yang terjadi di depan mata mereka. Kecelakaan itu melibatkan sebuah mobil minibus dan truk gandengan. Jalanan di tempat itu yang berkelok membuat sopir minibus yang tengah melajukan mobil dengan kecepatan tinggi kehilangan kendali. Mobil itu menabrak truk gandengan dari arah belakang hingga terseret beberapa meter dan menabrak trotoar pembatas jalan.   "Duauarrr!" Hantaman yang begitu keras menimbulkan suara dentuman yang hebat. Kaki Pak Danu da...
Baca selengkapnya

Ketika emosi mendahului logika

Gambar
Hujan malam itu membawa pesan yang hanya bisa dibaca mereka yang sedang kehilangan. Alya, gadis usia 15 tahun, duduk meringkuk di bawah kolong jembatan. Hujan turun begitu lebat, memeluknya dalam kedinginan yang nyata. Di antara suara hujan yang cukup kencang, Alya berusaha memfokuskan pendengarannya, memastikan tak ada suara langkah kaki yang mendekat. Pasalnya, saat keluar dari rumah, gadis itu baru tersadar jika langkah kakinya diikuti oleh seorang pria bertubuh tinggi tegap dengan baju serba hitam dan memakai slayer yang menutupi sebagian wajahnya. beberapa saat yang lalu , alya berusaha menelusuri jalanan secara acak, berbelok ke ganggang sempit guna memastikan apakah benar lelaki dengan pakaian serba hitam itu mengikutinya. Dan setiap langkah yang diambil oleh Alya, sudut matanya selalu menangkap sosok lelaki berpakaian serba hitam itu. Alya takut. Ia berlari tak tentu arah. Seluruh bajunya kini sudah basah, tapi ia tak tahu harus ke mana. Karena kini Alya sudah berada jauh dar...
Baca selengkapnya

jejakmu dalam karya

Pernahkah kamu merasa kecil dalam bidang yang menjadi hobimu? Jika pernah, apakah rasanya seperti Tasya? Hampa, namun belum ingin menyerah? Tok tok tok. “Permisi, Kak. Maaf, saya telat,” Tasya menunduk sejenak. Ia masih memegang teguh bahasa etika, meskipun itu hal-hal kecil. “Lewat 1 menit, masih saya maafkan. Gabung sama yang lain.” Seorang lelaki muda, yang memakai gelang tiga pilin di tangannya, melempar pandang ke arah jam tangan dan Tasya secara bergantian. Kak Mario, begitu beliau dikenal, seorang novelis muda berbakat yang sudah memiliki banyak karya sekaligus murid-murid didikannya. Tasya adalah salah satu murid Kak Mario di School Garuda Literasi, sebuah sekolah menulis untuk para peminat sastra, baik yang sudah berpengalaman maupun pemula.   Materi dialog, tag beres. Baca lagi supaya dialog kalian bervariasi. “Nggak cuma itu-itu aja!” jawabku. “Ujarku, yang kalian pakai.” Semua murid mengangguk, membaca kembali materi yang sudah ditulis di buku masing-masing. “Silakan, k...
Baca selengkapnya